Rabu, 16 Agustus 2023

RENUNGAN 78 TAHUN KEMERDEKAAN


Oleh: Arif Mashar *)
 
Merdeka itu bebas dari belenggu apapun (termasuk bebas dari belenggu hutang) yang identik dengan kemiskinan... 😀. Sebagai WNI (Warga Negara Indonesia) tentu kita telah berpartisipasi dalam berbagai tahapan pembangunan sesuai dengan kompetensi (kemampuan) kita masing-masing.

Salah satu bentuk nyata partisipasi dalam pembangunan bangsa adalah dengan berdisiplin membayar pajak. Tanpa pajak dari rakyat, tentu bangsa ini tidak akan mampu melaksanakan pembangunan di berbagi bidang, seperti infrastruktur dan lain-lain.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pengejawantahan dari memaknai kemerdekaan. Dengan infrastruktur yang memadai maka kita akan merasakan secara langsung bukti dari kemerdekaan.

Bayangkan saja jika jalan provinsi yang membentang dari jalur Kajen (Kabupaten Pekalongan) hingga Kalibening (Kabupaten Banjarnegara) kondisinya buruk, maka apa yang akan terfikir di benak kita saat perayaan HUT Kemerdekaan seperti saat ini. Tentu dalam lubuk hati yang terdalam kita akan bergumam "ternyata kita masih belum merdeka di jalan raya".

Pertanyaannya kemudian, sebagai WNU (Warga Nahdlatul Ulama) yang merupakan entitas potensial dalam bingkai nusantara tercinta ini, apakah kita sudah merasakan kemerdekaan sesungguhnya yang kita maknai dengan bebas dari belenggu apapun, termasuk belenggu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan berbagai stereotip negatif lainnya ?

Jawabannya tentu akan kembali pada diri kita sebagai warga Nahdliyin. Jika selama ini kita masih belum begitu peduli dengan keberadaan sesama, maka mulai saat ini mari kita bahu-membahu "memerdekakan" WNU dari berbagai label negatif seperti diatas dengan lebih meningkatkan kembali kesadaran untuk selalu peduli terhadap lingkungan sekitar agar kita dapat bersama-sama merasakan makna kemerdekaan secara hakiki yakni terbebas dari berbagai macam belenggu kehidupan.

Selama ini, disadari atau tidak, sejatinya kita telah melakukan ikhtiar untuk "memerdekakan" WNU agar dapat keluar dari kondisi keterpurukan sosial ekonomi. Akan tetapi pola perjuangan yang kita pakai masih bersifat personal dan sporadis. Karenanya, capaian hasilnya-pun kurang maksimal.
Kehadiran NU Care LAZISNU di tengah-tengah masyarakat khususnya warga Nahdliyin seyogianya bisa menjadi jawaban atas kegelisahan kita selama ini.

Dahulu bangsa kita dengan mudah diadu domba oleh kaum penjajah karena saat itu para pejuang kita belum menyadari arti pentingnya persatuan dan kesatuan. Sekuat apapun pasukan di berbagai kerajaan-kerajaan yang ada saat itu, toh pada akhirnya harus takluk ketika menghadapi strategi adu domba yg diterapkan kaum penjajah atau yang lebih kita kenal dengan politik devide et impera.

Kiranya kita harus lebih banyak belajar dari sejarah bahwa sebesar apapun potensi yang kita miliki, tidak akan pernah membawa hasil yang maksimal ketika kita masih mengedepankan ego masing-masing tanpa disertai keinginan luhur untuk menyatukan keinginan, pandangan dan gagasan dalam satu bingkai persatuan.

Semoga kehadiran NU Care LAZISNU khususnya di kawasan Paninggaran Timur bisa menjadi wadah bersama bagi warga masyarakat untuk bahu-membahu berjuang dengan segenap kemampuan masing-masing demi terwujudnya kemerdekaan hakiki WNU dan masyarakat pada umumnya.
 
Merdeka!
 
*) Penulis adalah Wakil Ketua Pengurus Ranting NU Paninggaran Timur

4 komentar:

  1. Halaman rumahku masih banyak tembelek ayam. Berarti belum merdeka ya, Min? 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah merdeka, dong. Sangat-sangat merdeka. Bagi ayamnya. He...he.....

      Hapus
  2. Kami WNU Paninggaran Timur menaruh harapan pada pengurus periode sekarang bisa melakukan semacam lompatan-lompatan khususnya dibidang ekonomi dimana arah tujunya adalah kemandirian ekonomi. Bahasa gampange NU duwe unit usaha entah seberapapun nilainya sehingga dari usaha tersebut satu misal bisa mengcover biaya cetak undangan rutinan welasan.
    Harapan diatas saya rasa tidak berlebihan apalagi jika melihat latar belakang ketua periode sekarang yang notabene adalah seorang wirausahawan yang bagus. Dan, menyambung artikel diatas tentu saja ini adalah bentuk mengisi kemerdekaan yaitu meraih kemerdekaan ekonomi. Piss!!

    BalasHapus

Terima kasih Sahabat telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar yang santun di Official Website NU Paninggaran Timur Desa Paninggaran Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan